Pirazinamid adalah analog nikotinamid yang telah dibuat sintetiknya. Obat ini tidak larut dalam air. Pirazinamid di dalam tubuh di hidrolisis oleh enzim pirazinamidase menjadi asam pirazinoat yang aktif sebagai tuberkulostatik hanya pada media yang bersifat asam. Pirazinamid mudah diserap diusus dan tersebar luas keseluruh tubuh. Ekskresinya terutama melalui filtrasi glomerulus. Pirazinamid terdapat dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
* Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
* Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini.
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat memberikan konseling kepada pasien adalah sebagai berikut:
- Nama Obat : Pirozinamid
- Indikasi : Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
- Bentuk Sediaan: tablet
- Tujuan pengobatan : yaitu memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegahnya kambuh kembali. Idealnya pengobatan dengan obat TBC dapat menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan hasil ini tetap negatif selamanya.
- Jadwal/aturan pengobatan, dosis, saat, frek.penggunaan
Aturan pengobatan yang disampaikan disesuaikan dengan usia dan keadaan pasien
Anak-anak :
Terapi harian 15 – 30 mg/kg/hari (maksimum : 2 g/hari)
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 50 mg/kg/dosis (maksimal 4 g/dosis)
Dewasa :
Terapi harian 15 – 30 mg/kg/hari
40 – 55 kg : 1000 mg
56 – 75 kg : 1500 mg
76 – 90 kg : 2000 mg
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy): 50 mg/kg
40 – 55 kg : 2000 mg
56 – 75 kg : 3000 mg
76 – 90 kg : 4000 mg
Tiga kali seminggu DOT (directly observed therapy): 25 – 30 mg/kg (maksimal 2,5 g)
40 – 55 kg : 1500 mg
56 – 75 kg : 2500 mg
76 – 90 kg : 3000 mg
Pasien usia lanjut :
Mulai dari dosis harian yang lebih rendah (15 mg/kg) dan ditingkatkan sampai dosis yang masih dapat ditoleransi
Penyesuaian dosis pada kerusakan ginjal : Cl cr < 50 mL/menit : Hindari penggunaan obat atau turunkan dosis hingga 12 – 20 mg/kg/hari
Hidari penggunaan pada hemodialysis atau peritoneal dialysis, juga pada continous arterivenous atau venous hemofiltration.
Hidari penggunaan pada hemodialysis atau peritoneal dialysis, juga pada continous arterivenous atau venous hemofiltration.
Penyesuaian dosis kerusakan hati : pengurangan dosis
- Cara / rute penggunaan
Penggunaan obat ini adalah secara oral
- Lama penggunaan
Digunakan sebagai bagian dari multidrug regimen. Regimen pengobatan meliputi fase pengobatan awal 2 bulan, diikuti dengan fase lanjutan 4 hingga 7 bulan; frekuensi dan dosis berbeda tergantung dari fase terapi
- Efek samping
Efek samping yang paling umum dan serius adalah kelainan hati. Gejala pertama adalah peningkatan SGOT dan SGPT. oleh karena itu hendaknya dilakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum pengobatan dengan pirazinamid dimulai dan pemantauan terhadap transaminase serum dilakukan secara berkala selama pengobatan berlangsung. Jika jelas timbul kerusakan hati, terapi dengan pirazinamid harus dihentikan. Selain itu obat ini dapat pula menyebabkan demam, anoreksia, hepatomegali, splenomegali, jaundice, gagal hati; mual, muntah, kemerahan, disuria, atralgia, anemia sideroblastik, ruam dan kadang-kadang fotosensitivitas.
- Interaksi
Dengan Obat Lain : Meningkatkan efek/toksisitas: kombinasi terapi dengan rifampin dan pirazinamid berhubungan dengan reaksi hepatotoksik yang fatal dan berat
Dengan Obat Lain : Meningkatkan efek/toksisitas: kombinasi terapi dengan rifampin dan pirazinamid berhubungan dengan reaksi hepatotoksik yang fatal dan berat
Dengan Makanan : -
- Stabilitas Penyimpanan
Pyrazinamide tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15 – 30°C. Tablet yang mengandung kombinasi tetap rifampisin, isoniazid dan pirazinamid harus dilindungi dari kelembaban yang berlebihan, dan disimpan pada 15 – 30°C
- Parameter Monitoring
Tes fungsi hati, serum asam urat, kultur sputum, X-ray dada.
- Monitoring Penggunaan Obat
Tes fungsi hati secara periodik, serum asam urat, kultur sputum, X-ray dada 2 – 3 bulan selama pengobatan dan setelah pengobatan selesai.
- Pengaruh
Jika pasien sedang hamil atau menyusui, maka berikan informasi berikut:
Jika pasien sedang hamil atau menyusui, maka berikan informasi berikut:
Terhadap Kehamilan : Produsen menyarankan penggunaan hanya jika potensial keuntungan lebih besar dari resikonya. Regimen standar dapat digunakan selama kehamilan dan menyusui. Faktor risiko : C
Terhadap Ibu Menyusui : Hanya terdapat dalam jumlah kecil dalam air susu, gunakan dengan hati-hati.
Sedangkan informasi tambahan lainnya adalah :
Untuk anak-anak : Pirazinamid dapat ditoleransi dengan baik oleh anak-anak
Terhadap Hasil Laboratorium : Interaksi dengan tes laboratorium : bereaksi dengan Acetest dan Ketosix menghasilkan warna coklat kemerah-merahan.
- Informasi lain yang penting untuk Pasien
1. Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila pasien ada pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker.
2. Obat ini dapat digunakan satu kali sehari atau dua kali sehari.
3. Gunakan obat ini hingga habis. Jika tidak menggunakan obat ini sesuai dengan resep pada waktu yang telah ditentukan, maka infeksi tidak dapat disembuhkan dan dapat terjadi masalah kesehatan yang serius.
4. Hubungi dokter bila terjadi demam, hilang nafsu makan, nyeri badan, mual, muntah, urin berwarna gelap, warna kuning pada kulit dan mata, nyeri dan terjasi pembengkakan pada sendi.
5. Pada pasien dengan infeksi HIV, diperlukan durasi pengobatan yang lebih panjang.
6. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan.
7. Obat ini selalu digunakan bersama dengan obat lain untuk mengobati tuberkulosis.
8. Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.
9. Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini.
10. Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter.
11. Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat.
12. Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan .
13. Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker.
14. Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Tidak boleh diberikan pada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar